Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Mengulas tuntas brand ternama Rei, Eiger dan Consina


Peralatan outdoor kali ini tidak lagi hanya dimiliki oleh para pendaki saja, namun juga merambah ke Traveller. selain itu kehadiran dari beberapa brand alat outdoor kini juga menjadi gaya hidup para remaja. brand tersebut sudah tidak asing lagi di telinga kita seperti brand lokal REI, EIGER, CONSINA, MERAPI MOUNTAIN dan lain sebagainya. 

Sekarang ini banyak sekali brand alat outdoor yang berasal dari Indonesia, dengan segala keunggulannya masing-masing. kualitas menjadi faktor utama penentu brand mana yang akan kita pilih, selain itu "value for money" juga menjadi pertimbangan penting pastinya. karena sebagian besar pengguna alat outdoor adalah para remaja kuliahan. 

REI, EIGER DAN CONSINA

1. REI 





Real Estate Indonesia atau REI adalah organisasi pengusaha real estate yang ada didirikan di Jakarta. Tapi kamu tahu tidak sih sejarah terbentuknya? Bagi kamu yang berkecimpung di dunia properti,  tentu sudah sangat kenal dengan REI atau Real Estate Indonesia.

Apalagi kalau kamu bekerja di salah satu developer seperti Sinarmas Land, Ciputra Group, Lippo Group, atau lainnya. Salah satu organisasi pengusaha real estate ini pertama kali didirikan di Jakarta. Namun, bagi pengusaha yang baru saja terjun di dunia properti mungkin belum terlalu kenal REI.

Sama halnya dengan AREBI, asosiasi tersebut adalah berkumpulnya para real estate broker atau agen properti di Indonesia. Banyaknya asosiasi serupa di Indonesia, menandakan bahwa pesatnya perkembangan dan pertumbuhan dunia properti di Indonesia.

Dengan begitu, adanya beberapa asosiasi yang mengatur dan mewadahi aspirasi serta ide-ide dari para pengusaha properti.

Baca Juga : Daftar organisasi pecinta alam

Sejarah Terbentuknya Real Estate Indonesia (REI)

Persatuan perusahaan Real Estate Indonesia (REI) didirikan pada hari Jumat, 11 Februari 1972 di Jakarta. Usianya yang hampir mencapai 50 tahun, REI telah berkembang begitu pesat dengan memiliki anggota yang banyak. Meskipun sudah terbentuk, saat itu REI sendiri belum ada pengurusnya. Nah, baru seminggu kemudian dibentuklah pengurus sementara yang dipimpin oleh Ir. Ciputra.

Pengurus REI dikukuhkan oleh Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin di City Hall, Gedung Pemerintahan DKI Jakarta. Saat itu, REI merupakan satu-satunya wadah bagi pengusaha real estate di Indonesia. Ali Sadikin mewajibkan perusahaan real estate yang akan berusaha di Jakarta menjadi anggota REI. Jadi, kelahiran REI yang hampir 50 tahun ini tidak terlepas dari peran dan komitmen mendiang Ali Sadikin tentang ide-idenya untuk membangun Jakarta.

Kualitas produk-produk yang dikeluarkan brand Rei diacungi jempol oleh para penggunanya, ditawarkan dengan harga terjangkau, brand satu inipun jadi pilihan bagi beberapa pecinta aktivitas outdoor. selain itu juga ditunjang oleh Desain sederhana memudahkan dalam pemasangan,  Material pembuatan fiber glass yang dilengkapi UV protected, Tenda cukup ringan ketika dibawa, dan Ekterior yang trendy dengan beragam pilihan warna. 

2. EIGER




Sejarah Awal Berdiri Eiger (PT. Eigerindo Multi Produk Industri) - PT. Eigerindo Multi Produk Industri atau dikenal sebagai Eiger adalah perusahaan yang paling terkenal di Indonesia khusus di bidang manufaktur dan ritel peralatan petualangan. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1993 oleh Mr Ronny Lukito di Bandung.

Nama perusahaan, Eiger, terinspirasi oleh gunung Eiger, sebuah gunung terkenal di Alpen Bernese, Swiss, naik ke ketinggian 3.970 meter di atas permukaan laut. Dimulai dengan fasilitas yang sangat terbatas, kami meluncurkan untuk memproduksi tas dengan hanya dua mesin sederhana di Bandung Jalan Cihampelas No 22. Dan di tempat yang sama kami membuka sebuah toko kecil untuk menjual tas kami. 

Perusahaan Eiger ini memproduksi tas dan peralatan petualangan. Produknya datang dalam tiga merek utama, Eiger dengan posisi gaya hidup petualangan, Bodypack dengan posisi e-gaya hidup, dan Nordwand dengan posisi hidup outdoor. Merek kami banyak diakui sebagai merek lokal terkemuka di Indonesia. Pada tahun 2009 Eiger terdaftar sebagai salah satu Top 250 Brands Asli Indonesia oleh majalah bisnis Swa dibedakan. Hal ini menunjukkan kerja keras kami, tekad, dan hari demi hari komitmen pada keunggulan kualitas dan reputasi yang luar biasa.

Eiger dulu memulai sebagai sebuah toko kecil dan produksi dengan hanya dua mesin jahit Jalan Cihampelas No. 22 enam belas tahun yang lalu, telah berkembang menjadi pemimpin pasar dalam industri tas dan petualangan di Indonesia. Sampai sekarang kita dimiliki 6 Eiger Adventure Toko, 18 ruang pamer, dan 88 counter yang tersebar di seluruh Indonesia.

Karena itulah harga yang ditawarkan dari Eiger pun tak main-main mahalnya. Namun ini sebanding dengan kualitas yang ditawarkan. Bahkan garansi yang diberikan pun tak main-main. memang tak dapat dipungkiri dalam hal kualitas Eiger sangat-sangat baik. Jahitan per jahitan sangat kuat. Apalagi untuk urusan tas. Untuk para penjahit dalam produksi tas yang paling sulit adalah bagian jahitan dan tak jarang banyak brand yang asal-asalan. Namun tidak dengan Eiger. Sampai sejauh ini belum ada satupun produk Eiger yang pernah gagal dalam persaingan pasar alat outdoor tanah air.

Jika anda mempunyai cukup uang dan menginginkan kualitas yang terjamin, sangat tepat sekali jika anda memilih Eiger sebagai brand langganan mu. 

Baca juga : teknik lengkap survival di hutan


3. CONSINA




Disyon Toba merupakan pendiri Consina yang lahir pada tahun 1974 dan sekaligus menghobi sebagai pendaki. Kebiasaannya melakukan hobi mendaki gunung membuat ia berfikir untuk membuka usaha dalam bidang peralatan outdoor. Disyon mulai melirik usaha ini pada tahun 1994 yaitu pada tas gunung. Disyon melihat sebuah tas, ia meyakini bahwa tas tersebut merupakan buatan luar negeri. Namun, setelah ia menelisik lebih jauh, ia menemukan bahwa tas – tas tersebut buatan orang Indonesia, walaupun berada di naungan perusahaan asing namun tetap yang menjahit adalah orang Indonesia.

Dari sini Disyon kemudian belajar membuat tas yang sama. Untuk mengawalinya, ia mengambil bahan dari limbah pabrik sebagai bahan awal. Lalu Disyon meminta kepada orang yang sebelumnya bekerja sebagai penjahit di perusahaan tersebut untuk dibuatkan tas yang sama. Diluar dugaan, penjahit tersebut mampu membuat tas dengan kualitas dan mutu yang sama.

Setelah Disyon membawa tas hasil kreasi penjahit ke kampus, ternyata banyak yang suka. Disyon memberi tau mereka bahwa tas tersebut adalah buatannya, pesananpun mengalir kepada Dyson pada saat itu. Disyon kemudian menyambut pesanan teman – temannya dan kembali mengorder kepada si penjahit tas. Saat itu, Disyon masih belum berfikir untuk memperbesar usaha ini, ia hanya menyanggupi orderan dari teman – temannya dalam jumlah terbatas.

Pada tahun 1998, ketika pesanan semakin banyak, Disyon meminta si penjahit untuk membuat tas secara reguler. Modalnya yaitu uang Rp 500.000 dari keuntungan penjualan. Dalam sebulan Disyon mampu memproduksi 100 tas. Bahan mentah seharga Rp 8.000 perkilo ia sulap menjadi tas dan menjualnya kembali seharga Rp 50.000 per item. Modal usahanya semakin besar, Disyon kemudian membelikan mesin jahit kepada penjahitnya.

Beruntung, harga tas pada periode 1998 dengan kualitas bagus memiliki harga yang tinggi. Dengan kualitas bahan serta jahitan yang cukup bagus, tas milik Diyson mampu bersaing dengan tas – tas tersebut. Omset pada waktu itu telah mencapai 5 juta sebulan. Pada tahun 2000, Disyon membeli mesin jahit khusus tas dan terus menambah mesin jahit setiap bulannya. Pada tahun 2001, Disyon resmi mendirikan badan hukum berupa PT. Consina Segara Alam. 

Merk peralatan outdoor ini juga menyita perhatian para traveler dan hiker. merk Consina ini mulai dikenal luas dan memiliki penggemar setia karena design produk yang baik, nyaman, serta beragamnya jenis produk yang ditawarkan. Consina mulai beroperasi pada 1994 ini memiliki beberapa produk andalan seperti tas gunung, webbing, jaket gunung, sepatu gunung dan produk lainnya.

 Baca Juga : Kenali lebih jauh tentang kegiatan Bushcraft


Post a Comment for "Mengulas tuntas brand ternama Rei, Eiger dan Consina"