3 cara penting mendaki gunung agar tidak mudah lelah
Mendaki gunung adalah salah satu aktivitas luar ruangan yang banyak diminati. Namun, ada banyak risiko di baliknya yang salah satunya adalah kelelahan. Oleh karena itu, kali ini akan membahas bagaimana cara mengurangi lelah saat mendaki gunung.
Baca juga : Tips-menjalani-hidup-sehat-dan-bahagia.
1. MELAKUKAN OLAHRAGA SEBELUM PENDAKIAN
Hal ini sangat penting dilakukan, seperti halnya melakukan kardio, Kardio adalah jenis olahraga yang paling penting dilakukan sebelum naik gunung. Jenis olahraga satu ini nggak hanya bisa membakar lemak di tubuh aja, namun juga memperbaiki sistem paru-paru, melatih otot jantung, dan juga melancarkan sirkulasi darah. Hasilnya, sistem pernapasan akan lebih teratur dan tubuh menjadi lebih ringan untuk dibawa mendaki gunung.- Jogging Setiap Pagi atau Sore Hari
Jogging atau lari-lari kecil adalah olahraga kardio yang paling sederhana dan penting untuk dilakukan. Karena olahraga ini dapat memperkuat otot kaki, sehingga nantinya saat mendaki gunung, kaki nggak akan mudah merasa lelah.
Setidaknya selama 1 bulan sebelum pendakian, sudah harus mulai rutin jogging setiap hari. Waktunya pun bebas, bisa pagi atau sore hari. Usahakan juga untuk menambah jarak tempuh setiap harinya, bro.
- Bersepeda dengan Rute Menanjak
Buat yang punya sepeda, olahraga kardio bisa divariasikan dengan menggunakan sepeda ini. Misalnya, setiap 4 hari sekali, ganti rutinitas jogging dengan bersepeda.
Sebagai awalan, bisa memutari kompleks rumah atau lapangan. Tapi di sesi berikutnya, carilah rute yang menanjak. Ini bertujuan untuk menguatkan otot kaki dan membiasakan diri melewati jalan tanjakan.
Baca juga : Kumpulan-obyek-wisata-keluarga-terbaru
2. POSISIKAN BARANG BAWAAN SENYAMAN DAN AMAN MUNGKIN
Hal terpenting lainnya yang wajib
diperhatikan sebelum memulai perjalanan adalah memposisikan tas keril senyaman
dan aman mungkin. Tas keril untuk mendaki gunung adalah tas yang memang
dirancang khusus dengan formula tertentu untuk membagi semua beban terasa merata
di seluruh punggung.
Selain itu,
tas khusus mendaki ini dilengkapi dengan strap
di pinggul yang fungsinya agar membagi beban tas tidak hanya di bahu dan
punggung saja, akan tetapi juga di pinggul sehingga bahu tidak cepat lelah.
Oleh karena itu, sangat perlu untuk mengatur posisi tas dan strap senyaman mungkin agar tidak cepat
lelah.
3. MENGATUR PERNAFASAN, MENGKONSUMSI MINUMAN DAN MAKANAN BERGIZI
Bernafas merupakan inti dari olah raga
apapun, termasuk mendaki gunung, bahkan inti dari kehidupan mahluk hidup itu
sendiri. Tanpa bernafas maka otot tak mungkin bisa digerakkan dan manusia akan
mati. Klise memang, tapi penerapan dalam praktik tidak sesederhana itu. Teknik
pernafasan masih sering dianggap remeh.
Kadar oksigen
di gunung lebih tipis dibandingkan di dataran rendah; makin tinggi sebuah
tempat maka makin tipis kadar oksigennya. Tidak heran banyak pendaki, yang
sudah biasa mendaki gunung sekalipun, bernafas terengah-engah.
Berjalan dan
bernafas saat mendaki gunung terasa jauh lebih berat dibandingkan berjalan dan
bernafas di dataran rendah. Untuk menghasilkan tenaga butuh oksigen dan
oksigennya itu sendiri yang tipis. Oleh Karena itu, teknik bernafas yang benar
menjadi penting.
Banyak orang
bernafas pendek-pendek saat mendaki gunung, bernafas di kerongkongan saja,
sedikit saja hirupan nafas yang sempat singgah hingga ke perut. Mungkin tahu
teori bernafas yang benar tapi sulit jadi kebiasaan saat mendaki gunung secara
langsung.
Efeknya, nafas
terengah-engah dan tenaga yang bisa diproduksi tubuh menjadi sedikit. Kelelahan
amat sangat, salah satunya, akibat salah dalam teknik bernafas.
Berdasarkan
praktik langsung di gunung, termasuk inspirasi dari latihan seni olahraga
pernafasan seperti Mahatma, Budi Suci dll,
serta serangkaian percobaan di gunung, dan berbagai sumber bacaan, penulis
merumuskan teknik bernafas yang tepat saat mendaki gunung.
Barangkali
teknik yang lebih kurang sama, baik disadari atau tidak, telah diterapkan oleh
banyak pendaki saat mendaki gunung. Tidak ada salahnya dicermati bersama. Andai
ada pengalaman yang sama atau berbeda silakan disampaikan di kolom komentar.
Paling kurang
ada tiga cara atau kebiasaan bernafas manusia: pernafasan dangkal/ pendek/ cepat
(dari mulut/ hidung hingga dada), pernafasan diafragmatik di bawah tulang rusuk
atau ulu hati, dan pernafasan dalam (dari mulut/ hidung hingga perut sedikit di
bawah pusar).
Teknik
yang cocok saat mendaki gunung, dari pengalaman penulis, adalah
pernafasan diafragmatik. Otot diafragma berada di bawah tulang rusuk, berbentuk
seperti kubah, mirip payung. Bernafas dengan metode ini butuh tekniknya
tersendiri agar hasilnya maksimal.
Bernafas
dangkal/ pendek/ cepat di kerongongkan/ dada tak cocok karena sedikit dapat
menyerap oksigen. Sementara bernafas menggunakan perut di bawah pusar paling
bagus dalam menyerap oksigen akan tetapi prosesnya lebih lambat dan tidak
praktis.
Inti teknik
pernafasan yang baik memang bagaimana caranya mendapatkan oksigen sebanyak
mungkin dari tiap udara yang dihirup. Oksigen tersebut akan digunakan untuk
proses katabolisme (penguraian) gula (glukosa) dalam darah, sehingga ATP atau
Adenosine Triphosphate dapat dihasilkan untuk menyuplai energi buat sel-sel
tubuh.
Pernafasan
diafragmatik boleh dikatakan ada di tengah-tengah antara pernafasan dangkal dan
dalam. Caranya: pakai tiga metode ketukan (1-2-3) waktu bernafas: satu ketukan
saat menghisap udara melalui hidung, dua ketukan saat udara ditahan di
diafragma, dan tiga ketukan saat nafas dikeluarkan lewat mulut secara
berangsur-angsur. Tandanya berhasil, perut di bawah dada akan naik-turun
mengempis-mengembang.
Hirup udara
melalui hidung (1 ketukan), ini agar udara dapat disaring pertama-tama oleh
bulu hidung, tidak semua partikel dapat masuk seperti halnya menghirup udara
lewat mulut, tahan di diafragma (2 ketukan), lalu hembuskan perlahan melalui
mulut (3 ketukan). Biarkan udara tertahan beberapa saat di diafragma, tidak
langsung dihembuskan ke luar.
Variasi lain,
bila sulit menghirup udara lewat hidung dan mengeluarkannya lewat mulut, udara
dihirup lewat hidung dan dikeluarkan lagi lewat hidung pula. dalam praktik
kadang sulit, karena sering tanpa sadar nafas dihisap lewat mulut dan
dikeluarkan lewat mulut pula.
Ada lagi trik
agar metode ketukan bernafas diafragma benar dan disiplin, artinya, tidak
terpancing bernafas pendek lewat mulut, yaitu: pakai buff atau masker. Ini akan
“memaksa” seseorang menghirup udara lewat hidung, lebih mudah menahan sebentar
udara di diafragma, dan mengeluarkannya lagi lewat hidung.
Penerapan saat
berjalan memang butuh pembiasaan atau latihan. Rumusnya: tiga langkah berjalan
satu kali bernafas diafragma. Otomatis berjalannya tidak bisa (dan memang tidak
dianjurkan) secara cepat atau tergesa-gesa. Berjalanlah dengan pelan tapi
konsisten, bukan tergesa-gesa.
Berjalan
terlalu cepat saat mendaki gunung akan mengacaukan pengaturan teknik bernafas
dan proses aklimatisasi, yang berakibat sedikitnya oksigen yang terikat dalam
darah, sehingga berakibat susulan sedikitnya energi yang dapat diproduksi oleh
tubuh. Akibat lain, rawan kecapekan amat sangat, menguap, kram otot, pingsan,
stroke dan henti jantung.
Bila teknik
bernafas diafragma dilakukan dengan benar, maka aktivitas mendaki gunung akan
terasa jauh lebih menyenangkan, lebih bertenaga, dan tidak terlalu
terengah-engah. Perjalanan dapat dinikmati dengan maksimal.
yang selanjutnya adalah Mengonsumsi makanan dan minuman bergizi erat kaitannya dengan hidup sehat. Pasalnya, pola makan yang tepat dapat membantu mencapai berat badan ideal dan mengurangi risiko penyakit kronis seperti diabetes, kardiovaskular, dan jenis kanker lainnya.
Mengonsumsi makanan bergizi tidak hanya meningkatkan kesehatan fisik, tetapi juga suasana hati. Nutrisi yang baik, aktivitas fisik, dan berat badan yang sehat adalah bagian penting dari mendapatkan hidup sehat yang berkualitas dan dapat melakukan kegiatan secara maksimal.
Mengonsumsi
makanan bergizi erat kaitannya dengan hidup
sehat. Pasalnya, pola makan
yang tepat dapat membantu mencapai berat badan ideal dan mengurangi risiko penyakit
kronis seperti diabetes, kardiovaskular, dan jenis kanker lainnya.
Mengonsumsi makanan bergizi tidak hanya meningkatkan
kesehatan fisik, tetapi juga suasana hati. Nutrisi yang baik, aktivitas fisik,
dan berat badan yang sehat adalah bagian penting dari mendapatkan hidup sehat
yang berkualitas dan dapat melakukan kegiatan secara maksimal.
Post a Comment for "3 cara penting mendaki gunung agar tidak mudah lelah "