Mengenali 3 jenis cidera pada lutut dan penanganannya yang efektif
Mengalami cidera dapat terjadi kapan saja dan dimana saja.
Jangankan mendaki gunung, saat melakukan rutinitas sehari-hari saja kadang otot
kram dan kesemutan. Setiap melakukan aktivitas fisik jelas tidak dapat dihindarkan dari yang
namanya cidera. Cidera ini tak pandang bulu. Baik yang masih pemula dalam
pendakian maupun yang sudah berpengalaman nyaris tak pernah luput dari cidera.
Sebagian
besar cidera ini dapat dicegah dan biasanya terjadi karena terlalu memaksakan
diri dan kurangnya kehati-hatian dalam mendaki. Penting untuk selalu ingat
kemampuan dan batasan fisik diri sendiri.
Kira-kira
apa yang dirasakan saat mengalami cidera lutut?
Lutut yang mengalami cidera bisa menimbulkan rasa nyeri,
memar, atau bengkak. Ketiga hal tersebut bisa muncul beberapa menit setelah
seseorang mengalami cidera lutut.
Terjepitnya jaringan saraf, pergeseran atau retaknya tulang
lutut, hingga robekan pada urat di dalam lutut, hal ini adalah kondisi yang
umum terjadi dan menjadi penyebab rasa sakit.
Cidera lutut yang terjadi secara tiba-tiba atau disebut cidera akut, bisa disebabkan oleh benturan langsung pada lutut, baik saat terjatuh atau terhantam benda keras.
Lutut sakit atau nyeri
lutut dapat disebabkan oleh cidera pada lutut. Lutut sakit
sering disertai dengan keluhan lutut terasa kaku, sulit diluruskan, atau
mengalami pembengkakan.
Nyeri lutut biasanya terasa lebih hebat pada saat lutut digerakkan. Kondisi ini bisa membuat penderita nyeri lutut kesulitan untuk berdiri, karena lutut menjadi tidak stabil dan tidak kuat menyangga beban badan.
Baca juga : Ulasan lengkap 9 ide usaha di desa yang menguntungkan
Berikut ini 3 macam cidera yang biasa terjadi saat mendaki gunung beserta penanganannya.
1. KESELEO
Keseleo atau terkilir adalah cidera yang terjadi pada ligamen, otot,
atau jaringan ikat yang menghubungkan otot dan tulang (tendon). Kondisi ini
umumnya terjadi pada area yang aktif bergerak, misalnya pergelangan
kaki atau belakang paha.
Ligamen, otot,
dan tendon berfungsi untuk menjaga kestabilan pergerakan. Pada kondisi keseleo, salah satu atau mungkin ketiganya mengalami
peregangan yang berlebihan atau bahkan robekan. Akibatnya, gerakan jadi
terbatas dan kurang stabil.
Keseleo
dapat menimbulkan gejala yang bervariasi, tergantung pada tingkat keparahannya.
Keseleo ringan biasanya hanya menyebabkan sedikit rasa nyeri dan tidak
mengganggu pergerakan, sedangkan keseleo parah dapat menyebabkan rasa nyeri
hingga mati rasa, serta mengganggu pergerakan.
Penyebab utama keseleo adalah meregangnya ligamen, otot, dan
tendon secara berlebihan. Keseleo pada umumnya terjadi ketika seseorang
melakukan aktivitas yang menimbulkan tekanan pada sendi, misalnya seperti:
- Berjalan atau berolahraga di medan yang tidak rata
- Melakukan gerakan berputar saat olahraga, seperti dalam olahraga atletik maupun senam ritmik
- Melakukan pendaratan atau jatuh pada posisi yang salah
- Melakukan teknik latihan yang salah saat berolahraga
Pada dasarnya, tidak ada obat khusus untuk menangani keseleo saja. Namun, ada beberapa obat pereda rasa nyeri yang bisa digunakan untuk mengatasi nyeri otot yang mungkin timbul akibat keseleo. Biasanya, obat-obatan yang digunakan untuk mengatasi keseleo termasuk dalam golongan non-steroidal anti inflammatory drugs (NSAIDs), termasuk ibuprofen dan naproxen. Kedua jenis obat ini dapat membantu meredakan rasa sakit atau nyeri, mengatasi peradangan serta pembengkakan yang terjadi akibat keseleo. Adapula obat-obatan pereda nyeri lainnya yang juga bisa digunakan untuk mengatasi keseleo, yaitu acetaminophen. (paracetamol). Sama halnya dengan obat-obatan NSAIDs,
acetaminophen juga bisa digunakan sebagai obat pereda nyeri.
Baca juga : Ulasan persaingan usaha brand ternama petualangan
2. DISLOKASI TEMPURUNG LUTUT
Dislokasi
lutut adalah cedera traumatis yang ditandai dengan tingkat cedera vaskular yang
tinggi. Dislokasi lutut terjadi ketika tiga tulang lutut keluar dari tempatnya dan
tidak sejajar sebagaimana mestinya. Sering kali dislokasi lutut terjadi saat
peristiwa traumatis mendorong tulang di sendi lutut keluar dari tempatnya
dengan kekuatan besar. Ini bisa dibilang kondisi darurat, dan sangat
menyakitkan.
Jika lutut terkilir, tulang paha dan tulang
kering mungkin sepenuhnya atau sebagian akan keluar dari tempatnya. Lutut yang
terkilir berbeda dengan tempurung lutut yang terkilir. Ketika lutut terkilir,
bisa saja area lain yang berdekatan dengan lutut ikut rusak pada saat yang
bersamaan. Untuk itu, kamu perlu segera mendapat penanganan dari dokter.
Cedera ini tidak boleh dirawat di rumah. Hal terbaik yang bisa dilakukan adalah mendapatkan perawatan medis secepat mungkin. Menempatkan es di area cedera dapat membantu mengendalikan nyeri dan mengurangi pembengkakan. Namun, perawatan yang paling penting adalah meminta dokter menilai cedera serta memindahkan atau mengembalikan lutut ke tempatnya.
Baca juga : Ulasan tempat terindah wisata pacitan untuk camping
Patah tulang (fraktur) bisa terjadi akibat terjatuh, mengalami
benturan pada tulang atau sendi, kecelakaan, luka tembak, atau cedera akibat
olahraga. Kondisi ini membuat pengidapnya merasakan bunyi gemeretak ketika
menggerakkan tulang, bengkak, kemerahan, memar di area yang terluka, hingga
kelainan bentuk di area cedera. Seseorang yang mengalami patah tulang rentan
terkena osteoarthritis jika fraktur terjadi di area dekat sendi tertentu.
Untuk meminimalkan risiko osteoarthritis, dokter mencoba
mengembalikan potongan tulang yang patah ke posisi semula dan menstabilkan
tulang-tulang tersebut. Misalnya, dengan pemasangan pen atau gips. Selama
proses penyembuhan, tulang baru akan terbentuk di sekitar tepi potongan yang
patah.
Jika tulang telah selaras dan stabil, tulang baru menghubungkan
potongan-potongan tulang yang semula patah. Pada kasus yang parah, patah tulang
diatasi dengan prosedur pembedahan. Dokter juga meresepkan obat untuk mengendalikan
nyeri, melawan infeksi, dan mencegah komplikasi yang lebih parah.
Metode pengobatan bervariasi tergantung pada masing-masing individu. Bagi mereka yang memiliki tingkat aktivitas yang rendah, metode non-bedah seperti pemakaian alat penguat untuk membantu melindungi lutut dari ketidakstabilan. Terapi fisik juga dapat menolong untuk memperkuat otot-otot kaki dan membantu mengembalikan fungsi lutut. Operasi dapat disarankan untuk dilakukan tergantung pada kebutuhan masing-masing individu. Tujuan dari operasi adalah untuk merekonstruksi ligamen, mengembalikan stabilitas lutut dan mencegah terjadinya kerusakan yang tidak dapat diperbaiki lagi pada meniskus. Berkonsultasilah dengan dokter Anda untuk memahami pilihan pengobatan yang tersedia.
Baca juga : Melihat lebih jelas sejarah gunung kawi di Malang yang tergolong mistis
Post a Comment for "Mengenali 3 jenis cidera pada lutut dan penanganannya yang efektif"